Kamis, 21 Juni 2012

RESENSI: MEMBONGKAR TABIR LINGUISTIK



DIKSI DAN GAYA BAHASA


IDENTITAS BUKU

Judul : Diksi dan Gaya Bahasa
Penulis: Dr. Gorys Keraf
Penerbit: PT. Gramedia
Tebal: xiii + 155 halaman

      Buku Diksi dan Gaya Bahasa merupakan lanjutan dari Komposisi, yang saat ini telah mengalami ulang-cetak yang keenam. Perbedaannya, apabila Komposisi dimaksudkan untuk meletakkan dasar-dasar karang-mengarang, sedangkan Diksi dan Gaya Bahasa mencoba memperkenalkan komposisi yang dilihat dari segi retorika.
            Buku yang ditulis oleh seorang Doktor dalam bidang linguistik lulusan Universitas Indonesia (1978) dengan disertasi Morfologi Lamalera ini, telah mengalami ulang-cetak yang keenam belas. Disamping menjadi koordinator Mata Kuliah bahasa Indonesia dan Retorika di Fakultas Ilmu-ilmu Sosial UI, beliau adalah pengajar tetap di Fakultas Sastra UI (sejak 1963). Karya yang telah ditulis oleh Doktor kelahiran NTT, 17 November 1936 sangat mendapat hati di para pencinta bahasa pada umunya, dan mahasiswa, guru dan pelajar pada khususnya, diantaranya Tata Bahasa Indonesia (1970), Komposisi (cetakan pertama 1971, cetakan keenam 1980), Eksposisi dan Deskripsi (1983) dan Argumentasi dan Narasi (1982).
            Sayangnya, cover yang di desain oleh Ipong Purnama Sihdi ini kurang menggairahkan, hanya berwajah wanita yang sedang duduk dan sibuk dengan laptopnya. Hal ini seakan-akan menandakan bahwa buku ini identik dengan perempuan.
            Penerbitan buku Diksi dan Gaya Bahasa oleh PT. Gramedia Jakarta ini tidak terkalahkan oleh zaman. Kenyataannya, hampir setiap pergantian tahun, buku ini mengalami ulang-cetak. Artinya, walaupun zaman atau tahun berubah, tetapi Diksi dan Gaya Bahasa ini tetap mampu membongkar tabir linguistik.
            Buku ini terdiri dari tujuh bab, yang setiap Bab dipaparkan secara sistematis dan saling berkaitan satu sama lain. Bab I membahas Retorika, bagi perensensi ini adalah pengenalan awal isi buku, karena  Diksi dan Gaya Bahasa memperkenalkan komposisi dari segi retorika.
            Pada Bab II, Keraf menjelaskan Kata dan Pilihan Kata. Dalam sebuah masyarakat yang sudah maju, kosa kata bahasa dan kamus adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Keraf menggungkapkan juga bahwa miskin kata akan sulit menentukan kata-kata yang tepat karena dua alasan. Pertama, Ia tidak tahu bahwa ada kata lain yang lebih tepat, dan kedua ia tidak tahu bahwa ada perbedaan antara kata-kata yang bersinonim itu. Masalah kata merupakan hal yang paling fundamental dalam bahasa. Seseorang yang dapat menguasi sejumlah kata dapat mengadakan komunikasi dengan orang lain, walaupun dengan cara yang terputus karena tidak menguasai kaidah-kaidah ketatabahasaan. Pada Bab ini penjelasan setiap sub bab sangat mendalam, tetapi sayangnya tidak mempunyai kesimpulan.
            Bab III memaparkan sumber diksi yakni kamus. Disini, kamus dibedakan menurut luas lingkup isinya, yakni kamus umum, kamus khusus, kamus istilah, yang sebagai uraian dari kamus khusus, kamus eka bahasa, kamus dwi bahasa, dan kamus multi bahasa. Selanjutnya, pada Bab IV yang bertajuk perluasan kosa kata yang masih melibatkan kamus sebagai referensi khusus untuk memperluas pengetahuan kosa kata. Dalam Bab ini dijelaskan perluasan kosa kata dalam tingkat masa kanak-kanak, remaja dan dewasa. Apabila pada Bab sebelumnya tidak teradapat kesimpulan (penutup), pada bab ini penutup ditampilkan oleh penulis, tetapi tidak ada pendahuluan.
Bab V dan VI memusatkan pembahasan pada pendayagunaan kata dan pilihan kata, yaitu ketetapan pilihan kata dan kesesuaian pilihan kata. Ketetapan kata dibahas pada Bab V yang mempersoalkan kesanggupan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan-gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengar, seperti apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh penulis atau pembicara. Di Bab ini juga dijelaskan terjadinya perubahan makna dan macam-macam perubahan makna. Kesesuaian kata dijelaskan oleh Keraf pada Bab VI yang menyajikan syarat-syarat kesesuain diksi, membandingkan antara kata populer dan kata ilmiah. Perbedaan yang sangat jelas antara ketepatan dan kesesuaian adalah bahwa dalam kesesuaian dipersoalkan: apakah kita dapat mengungkapkan pikiran kita dengan cara yang sama dalam semua kesempatan dan lingkungan yang kita masuki. Konsep penulisan bab ini dimulai dengan pendahuluan, tetapi tidak ditutup dengan penutup. Penjelasan sub Bab sangat terperinci dan jelas.
Pada Bab VII yang memberi paparan gaya bahasa dan jenis-jenis gaya bahasa yang dapat dilihat dari berbagai dasar. Dengan membedakan dasar mengenai gaya bahasa, bukan berarti tiap bidang itu terlepas satu dari yang lain. Perbedaannya hanya terletak dalam sudut tinjauannya. Gaya eufemismus misalnya bila dilihat dari segi pilihan kata dapat dimasukkan dalam gaya resmi, gaya percakapan, atau gaya tak resmi, sedangkan jika dilihat dari struktur kalimat bisa juga termasuk gaya klimaks, antilklimaks, dan sebagainya, tetapi apabila dilihat dari segi nada dapat digolongkan dalam gaya mulia, menengah, atau sederhana. Bab ini dipaparkan dengan menggunakan tabel untuk pengelompokan, sehingga lebih mempermudah pembaca.
            Sesuai dengan visi dan misi pengarang yang menyatakan bahwa “Mengenal dan mengetahui isi buku ini memungkinkan seseorang lebih mampu mengahayati tulisan-tulisan yang dibacanya”. Persyaratan itulah, yang menjadi titik berat pembahasan buku Diksi dan Gaya Bahasa. Sayangnya, buku ini tidak mempunyai format yang jelas pada setiap Bab, terkadang Bab mempunyai pendahuluan, tetapi tidak mempunyai penutup atau sebaliknya, bahkan ada yang sama sekali tidak memakainya. Sebelum membaca buku ini, sebaiknya pembaca mencermati secara seksama kata pengantar sebab penulis menjelaskan sejarah singat terbitnya Diksi dan Gaya Bahasa.
Kekurangan di atas tampakanya tertutupi dengan lengkapnya pembahasan dalam setiap Bab. Secara keseluruhan buku ini amat bagus, Keraf menguraikan secara sistematis dengan gaya penulisan yang santai dan membuka wawasan dan dengan bahasa yang mudah dipahami yang disertai dengan contoh-contoh yang konkret. Buku ini juga telah dilengkapi dengan indeks, catatan kaki, dan skema atau tabel yang dapat lebih mempermudah pemahaman pembaca. Sehingga, buku ini dapat memenuhi referensi bacaan masyarakat umum yang ingin menggarap karangan secara baik dan teratur.

*Penulis*
Yes, ini asli dan original karya pribadi saya, sudah pernah di presentasikan dan Alhamdullilah mendapat nilai A (bukan sombong, pamer doang) :p. Terima kasih Ibu Santi Oktarina, S.Pd., M.Pd., atas bimbingannya dalam mata kuliah menulis.

4 komentar:

rio mengatakan...

yahud adinda Dhe

Unknown mengatakan...

kommeng juga ah.. yahhud... pantas dapat A untuk mata kuliahnya ditungu visit backnya http://sarmanpsagala.blogspot.com/

Unknown mengatakan...

Sarman: Terima kasih :)

addriadi mengatakan...

Makasih, resensinya sangt bermanfaat

 

Twitter Update