Kamis, 18 Oktober 2012

Tidak ada judul

Halooo.... Spadaaaaa.....
PING!!!
PING!!!
PING!!!
 asl pls.
capa disana?
(*gubrak, itu perpaduan antara BBM dan mlrc*)

Apa kabar orang-orang yang saya kenal, orang-orang yang tidak saya kenal, tetapi mengenal saya. Dan apa kabar orang-orang yang tidak mengenal saya dan sayapun tidak mengenal Anda. Assalamualaikum WR.Wb (format pidato kelurahan)

Selasa, 11 September 2012

WAJAH RETAK MEDIA: anomali anjing penjaga (watchdog anomaly)

Wajah Retak Media



Judul Buku : Wajah Retak Media
Penulis : Kumpulan Laporan Penulisan 14 Jurnalis
Penerbit : AJI Indonesia dan Yayasan Tifa
Jumlah Halaman : 142 halaman (Terbit Mei 2009)

Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk (Pasal 1 Kode Etik Jurnalistik)

Independen merupakan roh redaksi. Jika wartawan menulis berita bias dan memihak, yang paling dirugikan adalah pembaca. Maka tidak heran, dalam kode etik jurnalistik yang disepakati puluhan organisasi wartawan, perkara menjaga independensi ini diletakan pada pasal pertama.

Namun, apakah dalam prakteknya prinsip keindependenan ini sudah diterapkan secara benar. Jawabannya, mungkin sudah, namun belum optimal. Redaksi masih rentan terkena intervensi. Jika dintervensi lewat ‘telepon malam’ pemerintah, saat ini independensi redaksi justru diancam pemilik perusahaan media, dan pemasang iklan.
Penyimpangan-penyimpangan media ini dikupas tuntas dalam buku bunga rampai laporan penulisan pemenang beasiswa “Independensi dan Profesionalisme Media 2008″ Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia bersama Yayasan Tifa. Buku berisi 14 tulisan ini ditulis 14 jurnalis dari berbagai kota.

KODE ETIK JURNALISTIK

Kode Etik Jurnalistik


PEMBUKAAN

Bahwa sesungguhnya salah satu perwujudan kemerdekaan Negara Republik Indonesia adalah kemerdekaan mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan sebagaimana diamanatkan oleh pasal 28 Undang-Undang Dasar 1945. Oleh sebab itu kemerdekaan pers wajib dihormati oleh semua pihak.
Mengingat Negara Republik Indonesia adalah negara berdasar atas hukum sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945, seluruh wartawan menjunjung tinggi konstitusi dan menegakkan kemerdekaan pers yang bertanggungjawab, mematuhi norma-norma profesi kewartawanan, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, serta memperjuangkan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial berdasarkan Pancasila.
Maka atas dasar itu, demi tegaknya harkat, martabat, integritas, dan mutu kewartawanan Indonesia serta bertumpu pada kepercayaan masyarakat, dengan ini Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) menetapkan Kode Etik Jurnalistik yang harus ditaati dan dilaksanakan oleh seluruh wartawan Indonesia.

Kamis, 06 September 2012

Jogja Oh Jogja

Mengapa Jogja begitu indah di mata saya?

Kadang-kadang kita ga perlu alasan, mengapa menyukai atau mencintai suatu hal (apapun bentuknya), tapi kadang-kadang kedengaran klise dan absurd kalo ga ada penjelasan. (ah masa begitu?) hahahah .
Harus saya mulai dari mana ya? Hahahha.
Jogja itu adem, adem bener, jadi waktu itu saya pernah kesana dan menginap di daerah Sleman, berikutnya saya kesana lagi, saya juga ga menginap di Hotel. Bukan karena ga mampu bayar yah, sengaja menikmati suasana alam. (wah, padahal memang hemat kan Dhe?). Ah ngak serius deh, kalo bangun tidur keluar rumah cuaca bener-bener berasa bersih banget, ada suara-suara burung jadi penasaran mau cari dimana sih sebenarnya burung itu berkicau. Halah.
Kalo dari pemandangan dan peninggalan sejarah, udah Jogja ga perlu diragukan lagi. Apalagi buat pecinta sastra, menurut saya udah paling lengkap kalo nyari sastrawan atau pencinta seni di kota gudeg yang rasa gudegnya saya ga suka.
 Ada banyak tempat yang saya kunjungi, tapi lupa namanya. Yah maklumlah, untuk nama jalan di Palembang aja ga pernah hapal, apalagi kalo di luar Palembang. 
Tapi ada beberapa foto unik yang sempat saya ambil, asli belum di edit. Liat nih gan (loh kenapa jadi kaskus)

Ini adalah Al-Quran tulis tangan. Sempat beberapa menit ga pindah dari lokasi karena sibuk membayangkan ini gimana bikinnya? Berapa lama? Pakai tinta apa? Wah...... Indah sekali.



Ini sama :), Indah banget yah.

   











Selasa, 26 Juni 2012

KUPERSEMBAHKAN KEPADA

Ini adalah halaman 'kupersembahkan kepada' di skripsi, sebenarnya banyak, tapi space hanya 1 lembar. Terima kasih u/ pihak-pihak yang sudah membantu. *kiss

Kupersembahkan Kepada:
1.       Kedua orang tua saya. Ayahanda M. Ardan dan Ibunda Misning,  yang telah membesarkan, mendoakan, dan memberikan dukungan yang luar biasa kepada saya. Suport yang besar kepada saya untuk segera menyelesaikan skripsi ini, bahkan kerelaannya yang hampir setiap malam menemani saya. Terima kasih abi wa ummi. Hanya Allah yang bisa membalas dengan Jannah-Nya. Tanpa Ayahanda dan Ibunda, saya bukan siapa-siapa dan tidak akan menjadi apa-apa.
2.       Kakanda Ardiansyah dan Adinda M. Azizurahman yang selalu membantu dalam proses pembuatan skripsi.
3.       Keluarga besar Hj. Pian Walim dan M. Zawawi.
4.       Semua dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah, khususnya Bapak R.H.M. Ali Masri, M.Pd., dan Ibu Santi Oktarina, S.Pd., M.Pd., yang telah memberikan bimbingan yang luar biasa kepada saya.
5.     Orang-orang terdekat, sahabat dan teman seperjuangan. Khusunya orang-orang super yang memberi pengaruh positif dalam kehidupan saya, Lidia Melinda, S.Kom., Darmawan Hadi Saputra, S.T., Al Arif, S.Pd., Arnes Dunia Habibi, A.Md., Afriyanti, Am.Ked., Hadi Kusdianto, A.Md., Erica Rama Sari, Hijrah Mila Mardiah, dan Yetty Fatma Sari, S.Pd.. Terima kasih atas limpahan semangat dan tak henti-hentinya mengingatkan saya.
6.       Keluarga Radio Momea FM Palembang.
7.       Almamaterku.

Motto: 
  •   Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalatmu sebagai penolongmu. Sesunguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar. (Albaqarah:153) 
  •  Allah menginginkan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (Depag RI, 1989:421). 
  •  Sesunguhnya, saya tidak mempunyai keahlian khusus, tetapi saya adalah orang yang penasaran karena hidup ini seperti naik sepeda, agar tetap seimbang, kau harus tetap bergerak. (Albert Einstein) 
  •  Hanya orang-orang gila yang mengharapkan hasil berbeda, tetapi menggunakan cara-cara yang sama (Albert Einstein). 
  •  Jangan pernah biarkan seseorang mengatakan kepada AndaAnda tidak dapat melakukan sesuatu.Jika kau mempunyai mimpi, go got it. (Will Smith)
 


With Love DHe :*

Senin, 25 Juni 2012

Stephen Hawking

 My goal is simple. It is a complete understanding of the universe, why it is as it is and why it exists at all.
Stephen Hawking

Not only does God play dice, but... he sometimes throws them where they cannot be seen.
Stephen Hawking

If we do discover a complete theory, it should be in time understandable in broad principle by everyone. Then we shall all, philosophers, scientists, and just ordinary people be able to take part in the discussion of why we and the universe exist.
Stephen Hawking

 Stephen Hawking
Even if there is only one possible unified theory, it is just a set of rules and equations. What is it that breathes fire into the equations and makes a universe for them to describe?
Stephen Hawking

Kamis, 21 Juni 2012

RESENSI: MEMBONGKAR TABIR LINGUISTIK



DIKSI DAN GAYA BAHASA


IDENTITAS BUKU

Judul : Diksi dan Gaya Bahasa
Penulis: Dr. Gorys Keraf
Penerbit: PT. Gramedia
Tebal: xiii + 155 halaman

      Buku Diksi dan Gaya Bahasa merupakan lanjutan dari Komposisi, yang saat ini telah mengalami ulang-cetak yang keenam. Perbedaannya, apabila Komposisi dimaksudkan untuk meletakkan dasar-dasar karang-mengarang, sedangkan Diksi dan Gaya Bahasa mencoba memperkenalkan komposisi yang dilihat dari segi retorika.
            Buku yang ditulis oleh seorang Doktor dalam bidang linguistik lulusan Universitas Indonesia (1978) dengan disertasi Morfologi Lamalera ini, telah mengalami ulang-cetak yang keenam belas. Disamping menjadi koordinator Mata Kuliah bahasa Indonesia dan Retorika di Fakultas Ilmu-ilmu Sosial UI, beliau adalah pengajar tetap di Fakultas Sastra UI (sejak 1963). Karya yang telah ditulis oleh Doktor kelahiran NTT, 17 November 1936 sangat mendapat hati di para pencinta bahasa pada umunya, dan mahasiswa, guru dan pelajar pada khususnya, diantaranya Tata Bahasa Indonesia (1970), Komposisi (cetakan pertama 1971, cetakan keenam 1980), Eksposisi dan Deskripsi (1983) dan Argumentasi dan Narasi (1982).

Rabu, 20 Juni 2012

Sketch


Look at My Sketch, and this is my avatar on @dhenacea.Created by uda @ruw19. It's so cute. Right????


Seneng banget deh gue bisa dibuatin sketch yang begini karena memang udah lama banget kepinginnya. Ternyata eh ternyata temen jaman SD dulu ahli di bidang yang begini, lumayan kan gratis. 
*Berteman dan berada di lingkungan orang-orang pintar itu sangat menguntungkan dan akan membuat kita jadi pintar juga.*
 MAU....????

Manifesto Hacker

Manifesto Hacker



Siapa sih yang tidak mengenal hacker di era 2008 seperti ini. Orang atau sekelompok orang yang gemar mempelajari seluk-beluk system computer dan bereksperimen dengannya. Penggunaan istilah hacker terus berkembang seiring dengan perkembangan internet, tetapi terjadi pembiasan makna kata. White hat hacker yang diartikan sebagai hacker topi putih yaitu hacker yang masih memegang prinsip bahwa meng-hack bertujuan meningkatkan keamanan jaringan internet. Hacker berikutnya dapat dikatakan sebagai sisi gelap seorang hacker yang merupakan sekumpulan ahli computer bawah tanah ‘Techno Junkies’ atau yang lebih dikenal sebagai craker. Para craker ini bertujuan memperoleh info untuk mendapatkan keuntungan finansial, baik pencurian nomor kredit, mematikan hardware, membajak software, membuat virus dan anti virusnya, mengubah atau merusak data, sampai dengan pengrusakan situs atau website milik orang lain. Tidak ketinggalahn pula Grey-hat-hacker yaitu hackers yang melakukan aktifitasnya terkadang tanpa izin, namun kadangkala dengan izin.
Kehidupan hacker sewaktu remaja bisa dikatakan cukup sulit. Remaja saat ini belum bisa memahami kehidupan seorang ‘geek’. Geek sebagai labelisasi dari hacker terkesan ‘glow in the dark’, tetapi kehidupan sosial seorang hacker cukup baik, ikut dalam organisasi masyarakat, memiliki kekasih dan hidup normal di mayarakat. Hal yang seperti itu patut ditiru! Secara fisik hacker bisa dikenali dengan kegemaran membaca, tampil ekstrentik, nyeleneh, slegean, selalu mencari aplikasi baru di internet dan memiliki pola pikir yang kadang-kadang menyimpang.
Pangung perhackingan semakin merajalela, seolah mengikuti trend. Seorang hacker remaja bernama Raphael Gray yang berumur 19 tahun, mampu membobol kartu kredit Bill Gates untuk memesan dan mengirimkan Viagara untuk Bill Gates. Kasus baru-baru ini menimpa Barack Obama dan John McCain, seorang hacker yang diduga berasal dari Cina telah menjebol system computer kampanye mereka. Para orang gila computer yang lusuh itu dilaporkan telah mencuri segepok berkas penting kampaye Obama dan McCain. Di sisi lain, hacker topi putih tidak kalah gaya dengan para cracker. Pak Onno misalnya, siapa sangka wajan bisa menjadi antenna wireless, atau kawan-kawan di MicroAid Projects, yang memungkinkan orang dari seluruh dunia untuk memberikan sumbangan modal usaha ke pelosok Indonesia

Rabu, 13 Juni 2012

Pro dan Kontra Homeschooling di Dunia Pendidikan


Siapa yang tidak mengenal istilah homeschooling di era pendidikan saat ini? Banyak pakar yang turut angkat bicara dalam hal ini, salah satunya Daryono. Daryono menggungkapkan bahwa homeschooling atau yang biasa disingkat HS merupakan pendidikan berbasis rumah yang memungkinkan anak berkembang sesuai dengan potensi mereka. Sistem pendidikan ini meraih popularitas atau mulai menjadi tren di berbagai dunia tahun-tahun belakangan ini.
Keberhasilan HS mencapai popularitas tak sepi dari pro dan kontra, meskipun HS sebenarnya bukan barang baru di dunia pendidikan. Seiring dengan angin segar yang berhembus dari media massa yang menyatakan bahwa HS merupakan alternatif pendidikan yang sangat tepat bahkan mampu mengalahkan sekolah, maka masyarakat perlu tahu dengan sendirinya apakah HS seindah yang mereka bayangkan? Adakah dampak HS terhadap perkembangan anak? Tentunya yang paling utama adalah sudah sesuaikah dengan pendidikan Indonesia?.
Amerika Serikat adalah negara lebih dahulu mengembangkan HS. Menurut laporan Pusat Nasional untuk Statistik Pendidikan tahun 2006, diperkirakan 1,1 juta pelajar AS menajalani HS pada musim semi 2003. Angka tersebut naik 29 % sejak tahun 1999. Di Indonesia, peningkatan homeschooler (sebutan untuk peminat HS) semakin meningkat, apalagi setelah banyak figur masyarakat seperti Kak Seto, Dewi Hughes yang terus mengkampanyekan HS serta sederet nama kalagan selebritis seperti Nia Ramadani, Eva Selia Latjuba, Ihsan dan Rini ‘Idol’, serta Dominique. Sebenarnya, sampai saat ini telah banyak tokoh-tokoh dunia yang lahir dari HS, seperti Albert Einstein, Alexander Graham Bell, Agatha Cristie, Thomas A Edison, Charlie Chaplin, K.H. Agus Salim, Ki Ajar Dewantara, Buya Hamka dan seorang anak muda Amerika Christopher Paolini (22 tahun) penulis novel Laris Eragon (telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia) juga seorang homeschooler. Akankah sederet nama tersebut mampu membuat orang tua tertarik dan beralih dari jalur pendidikan formal ke jalur HS?
Pakar pendidikan, Prof. Dr. Arief Rahman turut angkat bicara mengenai jalur pendidikan alternatif. Beliau mengatakan bahawa proses belajar seperti HS ini adalah metode untuk mendekatkan anak dengan orang tua. Kontrefersialnya antara lain adalah membuat anak yang belajar lewat HS ini menjadi anti sosial, kurang belajar bersosialisasi dan tidak bisa berkerjasama, sungguh sangat bertolak belakang dengan pendidikan formal di sekolah yang menuntut anak untuk dapat bergaul dan bersosialisasi dengan teman-temannya. Tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di Jepang. Para pakar di Jepang mengatakan bahwa anak-anak tetap saja sulit dididik di luar sistem sekolah dengan minimnya dukungan dari pemerintah. Kiyoko Aizawa, seorang pendiri Otherwise Japan, yang merupakan pendukung pendidikan rumah tetap memberikan catatan bahwa HS kerap kali menerima diskriminasi dari masayrakat sekitar.
Ada kontra maka ada juga yang pro. Heide De Wet, salah satu dari tiga mentor yang menyertai anak-anak peminat HS dari Inggris ke Tokyo menolak persepsi umum bahwa anak-anak HS kekurangan kecakapan sosial. Hal ini dibantahnya karena anak-anak sekolah rumah bersosialisasi dengan baik dari kelompok usia yang berbeda. Senada dengan Wet, Paula Rothermel dari Universitas Durham Inggris dalam Laporan Tahun 2002, menilai bahwa perkembangan psikolsosial dan akademik peserta HS usia 11 tahun (kurang dari 11 tahun) ditemukan sikap yang lebih matang secara sosial dan berprestasi akademik lebih baik daripada anak-anak yang didiidk di sekolah. Tak ketinggalan dari Indonesia yang telah membentuk ASAH PENA (Asosiasi Sekolah Rumah dan Pendidikan Altenatif) yang dimotori oleh Kak Seto dan rekannya, berargumentasi bahwa anak-anak HS mendapat desain khusus untuk mempraktekkan bagaiamana cara-cara yang baik untuk bermasyarakat secara baik dan benar.
Membahas HS pada akhirnya akan membahas payung hukum. Sebenarnya HS sudah mempunyai payung hukum. Menurut, Harun Al Rosyid Kepala Balai Pengembangan Pendidikan Luar Sekolah dan Non Formal (BPPLSP) mengatakan sekolah rumah atau homeschooling ini telah memiliki payung hukum UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Anak peserta home schooling dapat mengikuti ujian nasional berbarengan dengan siswa sekolah formal melalui sekolah mitra yang ditunjuk Dinas Pendidikan. Selain itu, di Indonesia pada Pasal 7 UU Sisdiknas mengenai Hak dan Kewajiban Orangtua. Ayat 1. Orangtua berhak berperanserta dalam memilih satuan pendidikan dan memperoleh informasi tentang perkembangan pendidikan anak. Ayat 2. Orangtua dari anak usia wajib belajar berkewajiban memberikan pendidikan dasar kepada anaknya. Mengkaitkan dengan Pasal 7 tersebut, dapat disimpulkan bahwa HS sebenarnya bagus kalau diposisikan sebagai wahana pembentuk karakter dan kepribadian anak dengan lingkungan dan keluarga yang dapat membentuk kegiatan belajar secara mandiri.
Metode pembelajaran individual menjadi beberapa poin keunggulan HS. Home schooling memberi banyak keleluasaan bagi anak untuk menikmati proses belajar tanpa harus merasa tertekan dengan beban-beban yang terkondisi oleh target kurikulum. Setiap siswa HS diberi kesempatan untuk terjun langsung mempelajari materi yang disediakan, Mereka juga diajak mengevaluasi secara langsung tentang materi yang sedang di bahas. Bahkan bagi siswa yang memiliki ketertarikan di bidang tertentu, misalnya Fisika atau Ilmu alam, diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengadakan observasi dan penelitian sesuai ketertarikan mereka. Beberapa keunggulan lain home schooling sebagai pendidikan alternatif, yaitu karena sistem ini menyediakan pendidikan moral atau keagamaan, lingkungan sosial dan suasana belajar yang lebih baik, menyediakan waktu belajar yang lebih fleksibel, juga memberikan kehangatan dan proteksi dalam pembelajaran terutama bagi anak yang sakit atau cacat.
Ada keunggulan, pasti ada juga kekurangannya, begitu juga dengan homeschooling, beberapa kekurangan harus siap dihadapi oleh orang tua yang memilih homeschooling sebagai alternatif pendidikan, diantaranya tidak ada kompetisi atau bersaing. Sehingga anak tidak bisa membandingkan sampai dimana kemampuannya dibanding anak-anak lain seusia dia. Selain itu, anak belum tentu merasa cocok jika diajar oleh orang tua sendiri, apalagi jika mereka tidak punya pengalaman mengajar sebelumnya. Kekurangan lain yang tidak bisa kita pungkiri adalah kurangnya interaksi dengan teman sebaya dari berbagai status sosial yang dapat memberikan pengalaman berharga untuk belajar hidup di masyarakat. Kemungkinan lainnya anak bisa terisolasi dari lingkungan sosial yang kurang menyenangkan sehingga akan kurang siap menghadapi berbagai kesalahan atau ketidakpastian. Faktor tingginya biaya home schooling juga menjadi salah satu kekurangan karena dipastikan biaya yang dikeluarkan untuk memberikan pendidikan home schooling lebih besar dibandingkan mengikuti pendidikan formil disekolah umum.
Untuk menelaah lebih jauh tentang bagaimana pendidikan homeschooling ini bisa lebih progresif berkembang di Indonesia, tentu tidak terlepas dari paradigma berfikir masyarakat yang mulai cenderung kritis dan selektif dan tentu saja evaluatif terhadap hasil yang sudah dicapai oleh pendidikan formal yang dikemas dan didesain oleh pemerintah. Menurut Huzaifah Hamid, seorang mahasiswa di Universitas Muhamadiyah Malang dalam artikel Pendidikan Network megatakan bahwa realitas lain yang perlu dicermati mengapa pendidikan home schooling ini menjadi pilihan alternatif masyarakat adalah ketika masyarakat mulai menyadari bahwa sebenarnya pola pendidikan formal di Indonesia belum menyentuh substansi kebutuhan riel tantangan dalam era globalisasi yang harus di respon secara kualitatif oleh peserta didik dengan menyiapkan kompetensi yang relevan dan obyektif terhadap kebutuhan skill mereka ketika mereka beraktivitas (bekerja atau berwirausaha). Sekarang persoalannya adalah tinggal sejauhmana masyarakat lebih selektif memilih pendidikan HS ini, tidak semata-mata karena faktor status sosial karena biaya program pendidikan ini tidak sedikit atau hanya sekedar trend saja. Jika HS harus dipilih, itu karena masyarakat telah memahami bagaimana pendidikan di era globalisasi yang menuntut segi otentitas dan kultur lingkungan yang berkaitan dengan skill dan kompetensi.
Terlepas dari pro dan kontra di atas, memang setiap pendidikan yang ada dan diterapkan di Indonesia apapun bentuknya tidak menjamin semua aspek kognitif dan sosial peserta didik berjalan dengan baik. Jelas seperti HS dan sekolah formal yang memfokuskan pengajaran dari berbagai aspek. Hal tersebut bukan mengadu domba antara HS dan sekolah formal. Bukankah tujuan pendidikdan membentuk insan yang bertakwa serta berakhlak baik dan berguna bagi sesama, bangsa dan agama? Pemerintah pun tetap nomor satu sebagai penyelengara pendidikan dan orang tua tidak meninggalkan kewajibannya sebagai sekolah pertama bagi anaknya.

Ungkapan Penulis:

Ini adalah tugas artikel koran, lagi-lagi lupa tahun berapa saya buat, kurang lebih tahun 2008--2009. U know what? Tulisan ini mendapatkan nilai excellent . yihaaaaaa.....................

STRATEGI JITU MENJADI PENULIS

      Penulis adalah orang yang bisa menulis dengan baik. Menurut Suwandi “Menulis dapat didefinisikan sebagai suatu aktifitas yang berproses dan tidak sekali jadi”. Hal itu ditunjang oleh Suparno dan Yunus yang mengatakan bahwa proses dalam menulis adalah prapenulisan (persiapan), penulisan (pengkajian isi karangan) dan pascapenulisan (telaah dan revisi).
       Sebelum menjadi seorang penulis yang handal, seorang terlebih dahulu menjadi penulis pemula. Langkah-langkah yang harus dilakukan penulis pemula adalah menghilangkan rasa malas, mencintai bahasa Indonesia yang baik dan benar, berlatih menulis secara terus-menerus dan mengumpulkan data. Langkah pertama, menghilangkan kemalasan dalam diri sangat perlu dilakukan untuk menjadi penulis, jadikanlah gagasan-gagasan di kepala menjadi sebuah tulisan. Langkah kedua yaitu mencintai bahasa Indonesia yang baik dan benar. Terkadang tulisan yang dibuat sangat bagus dan mempunyai ide yang cemerlang, tetapi berubah menjadi tulisan yang suram untuk dibaca hanya karena bahasanya yang sulit dipahami. Oleh karena itu, pemahaman bahasa Indonesia yang baik dan benar sangat diperlukan untuk menunjang kemampuan dalam menulis. Langkah ketiga, berlatih menulis. Belajar menuliskan setiap gagasan yang terlintas di benak, jangan pernah malu untuk berlatih menulis. Langkah keempat yang dapat ditempuh untuk menjadi seorang penulis pemula adalah mengumpulkan kata-kata, istilah-istilah atau kalimat kunci, ini sangat berguna agar tulisan semakin menarik keinginan pembaca untuk terus membaca karya yang ditulis. Semakin banyak istilah yang ditemukan dapat memotivasi untuk menulis kembali.
        Setelah langkah-langkah menjadi penulis pemula telah dilakukan, seorang penulis harus memahami teknik-teknik menulis, yaitu pramenulis, penulisan naskah awal, perbaikan, koreksi naskah dan substansi. Dalam pramenulis penulis menentukan tujuan menulis, menganalisais pembaca, menentukan topik dan mengumpulkan referensi. Setelah topik dipilih, referensi dikumpulkan dan dibaca, saatnya membuat garis besar tulisan (outline). Rapikan poin-poin bahasan mulai dengan pendahuluan menuju bahasan utama (bridging) dan pokok-pokok bahasan (subjudul). Saat penulisan naskah awal, tuliskan semua yang diketahui dan pikirkan tentang topik yang sudah ditentukan. Jangan perhatikan ejaan, kata dan kalimatanya karena pada teknik ketiga yang disebut revising stage tulisan daapat ditulis ulang dari naskah awal dan sesuaikan dengan garis besar. Saat teknik ketiga perhatikan judul, judul harus benar-benar mewakili isi tulisan dan perbaiki kesalahan kata, kalimat dan ejaan. Pada saat memperbaiki hindari pengulangan kata. Teknik yang terakhir adalah editing. Tahap inilah yang disebut dengan finishing touch sebelum tulisan dipublikasikan atau dikirimkan.
           Setiap orang bisa menyampaikan ide dan pesan melalui tulisan. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa banyak orang yang menyatakan bahwa menulis itu adalah kegiatan yang sulit dan sangat sedikit orang yang menekuni bidang ini. Semua anggapan itu akan hilang dengan sendirinya apabila penulis menggunakan langkah dan teknik dalam menulis. Singkatnya, hal yang terpenting adalah pastikan tulisan yang dibuat jelas dan mudah dimengerti dengan menggunakan kalimat efektif dan pastikan juga setiap paragraf berhubungan dengan topik yang dibahas. Terakhir pikirkan bahwa pembaca dapat memahami isi tulisan dan maksud tulisan. Jadi, tulisan yang dibuat dapat dengan mudah menarik minat pembaca.

Daftar Pustaka
Menulis. 2007. “Pengertian Menulis”. http://semaibroadcast.wordpress.com/2007/08/04/seni-dan-faidah-menulis/. Diakses tanggal 11 April 2008.
Suwandi, Surip. 2007. Buku Ajar Matakuliah Pengembangan Kepribadian Bahasa Indonesia. Inderalaya: Universitas Sriwijaya.
Suparno dan Yunus. 2006. Keterampilan Dasar Menulis. Jkarata: Universitas Terbuka.

FROM Me:
Ini adalah tugas Ujian Tengah Semester saya pada menulis, kira-kira tahun 2009. Menulis berapa ? saya lupa. Heheh…. Disana sudah saya tampilkan beserta daftar pustaka,tapi bukan berarti anda dengan bebas bisa meng-copy-paste tulisan, mungkin lebih tepatnya digunakan sebagai rujukan. Untuk lengkapnya lagi, bisa cari di beberapa buku yang saya tampilkan di daftar pustaka. 
SEMOGA BERMANFAAT

Selasa, 12 Juni 2012

Masalah Pendidikan

Masalah Pendidikan



Masalah pendidikan di Indonesia masih layak untuk dibicarakan. Sebenarnya, sistem pendidikan yang sering bergonta-ganti bukan masalah utama dalam pendidikan, yang menjadi masalah utama adalah pelaksanaan di lapangan yang kurang optimal. Hal ini dibuktikan dengan terbatasnya pendukung dan fasilitas untuk proses belajr-mengajar serta mahalnya biaya pendidikan saat ini.
Masalah pendidikan yang sering dibicarkan di lingkungan sekitar salah satunya adalah masalah biaya pendidikan. Penulis melihat bahwa sepanjang tahun kesan kuat pendidikan yang berkualitas harus bermodal besar. Hal itu tampak pada saat penulis mengalami pergantian tahun, biaya pendidikan selalu mengalami kenaikan. Sebenarnya, hal tersebut tidak terlalu menjadi persoalan yang besar, asalkan fasilitas untuk proses belajar-mengajar tidak terbatas. Kenyataannya, masih ada sekolah yang tidak mempunyai sarana yang lengkap. Contohnya, mulai dari buku pinjaman, media, bahkan tempat proses belajar-mengajar yang kurang kondusif. Sejauh ini, penulis melihat di salah satu SMA di kota Palembang, fasilitas buku yang tersedia di perpustakaan kurang menjanjikan. Buku di dalam perpustakaan tersebut tidak mengikuti perkembangan (buku lama). Perpustakaannya pun terletak di belakang sekolah, padahal yang baik perpustakaan terletak di pusat sekolah sehingga siswa mudah mengunjunginya. Lain halnya dengan media, media atau alat pendukung proses belajar-mengajar yang terkandang tidak lengkap, seperti spidol habis, bahkan tidak adanya media yang dapat merangsang daya pikir siswa. Hal yang seperti ini, dapat menyebabkan siswa kehilangan kemampuan bernalar yang cepat dan optimal. Selain itu, dapat mengahmabat daya kreatifitas siswa Indonesia.
Masalah pendidikan tidak hanya dapat dilihat dari luar, tetapi dapat juga dilihat dari keadaan anak didik. Diantaranya, anggapan anak didik bahwa sekolah adalah tempat yang menakutkan. Hal ini terbentuk karena hubungan anak didik dan guru seperti atasan dan bawahan, bukan sebagai teman untuk saling berbagi dan memperkaya satu sama lain. Guru yang biasanya memerintahkan anak didik untuk melakukan hal-hal yang seharusnya tidak dilakukan. Contohnya, pada saat jam belajar, masih saja ada guru memerintahkan anak didiknya untuk membelikan sesuatu. Selanjutnya, guru yang terkenal killer biasanya tidak segan menghukum anak didik apabila melakukan kesalahan. Hukuman yang diberikan berupa cacian, bahkan sampai pemukulan, sama halnya jika atasan sedang memarahi bawahan. Terkadang hal seperti itu dilakukan di depan anak didik yang lain, sehingga dapat membuat malu anak didik. Suasana yang seperti ini dapat membuat sekolah menjadi tempat yang menakutkan dan tidak menyenangkan bagi siswa. Hal ini juga dapat mengakibatkan siswa malas untuk sekolah serta dapat berdampak buruk pada pengembangan daya kreatifitas anak didik.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa di Indonesia masih ada masalah pendidikan yang harus diatasi. Masalah pendidikan tersebut anatara lain masalah biaya, masalah terbatasnya fasilitas dan keadaan anak didik itu sendiri. Masalah pendidikan ini bisa perlahan-lahan diatasi, sehingga pendidikan di Indonesia akan berjalan dengan baik. Jadi, pendidikan yang ada saat ini bisa menjadi kekuatan pembentuk masa depan karena pendidikan merupakan instrument yang mampu mengubah sejarah gelap menjadi terang atau sebaliknya.
PENULIS:
Tulisan dengan topik masalah pendidikan ini adalah berbentuk argumentasi penulis, yang diikuti dengan berbagai sumber, seperti referensi dari internet, buku, dan hasil pengamatan serta observasi. Tulisan ini saya buat untuk memenuhi tugas mata kuliah menulis 3 yang bertema karangan argumentasi. Saat membuat tulisan ini, saya tidak terlalu mengalami kesulitan karena topik masalah pendidikan ini sudah pernah saya bahas sebelumnya dengan isi yang tidak begitu sama…
Lebih detailnya, tulisan ini saya buat pada 2009, sempat di postingkan di blog sebelumnya :)
SEMOGA BERMANFAAT
 

Twitter Update